Menebak Taktik Darurat Tanpa Irfan Bachdim | Judi Bola Online | Agen Bola Terpercaya
[ 16-11-2016 ]

Menebak Taktik Darurat Tanpa Irfan Bachdim | Judi Bola Online | Agen Bola Terpercaya

TA888 - Judi bola Online -  Cidera yang menimpa punggawa timnas Irfan Bachdim, empat hari menjelang kick-off piala AFF terasa memukul bagi Timnas Indonesia. Pelatih Timnas, Alfred Riedl secara mendadak harus menyiapkan taktik judi bola online alternatif untuk menjaga ketajaman lini depan tim asuhannya judi bola online.

Timnas Sendiri bakal menjajal kekuatan tim Thailand di laga perdana penyisihan grup A piala AFF 2016 pada hari sabtu ini (19/11/2016). Kemenangan melawan Thailan akan mempermudah langkah Timnas Indonesia untuk bisa lolos ke babak semifinal. Apalagi grup A Piala AFF tahun ini boleh dibilang sebagai grup neraka, karena ada dua negara yang menjadi langganan juara di ajang ini dan juga tuan rumah Filipina yang selalu lolos ke semifinal pada tiga kali ajang piala AFF terakhir.

Irfan Bachdim sendiri harus menghadapi kenyataan tidak bisa memperkuat Timnas di Piala AFF 2016. Penyerang andalan Indoensia ini mengalami cidera di tulang fibula yang cukup parah ketika sedang berlatih dengan rekan-rekannya di lapangan Sekolah Pelita Harapan, Karawaci, Tangerang, selasa kemarin. Dokter Timnas mengatakan Irfan mengalami cidera yang cukup parah setelah berhadapan dengan Hansamu Yama dalam sesi simulasi serangan balik. Efek dari benturan itu membuat Irfan mengalami cedera sekaligus mengubur mimpinya untuk tampil di Piala AFF 2016.

Cederanya Irfan jelas merisaukan Alfred Riedl. Maklum, selama masa uji coba Tim Merah Putih sosok pemain berdarah Belanda itu sangat diandalkan di lini depan timnas. Ia berduet dengan kapten Persipura Jayapura, Boaz Solossa.

Sejauh ini, Irfan juga merupakan top scorer Timnas Indonesia bersama Boaz dari empat laga uji coba. Keduanya sama-sama mengoleksi tiga gol, di mana Irfan berhasil mencetak satu gol ke gawang Malaysia dan dua gol ke gawang Vietnam.

Begitu Irfan Bachdim divonis harus istirahat total minimal dua bulan, pelatih Timnas Indonesia langsung bergerak cepat memanggil Ferinando Pahabol. Penyerang mungil yang membela Persipura Jayapura tersebut melengkapi kuota 23 pemain yang mengikuti pelatnas saat ini.

Menduetkan Boaz dengan Pahabol pilihan realistis, mengingat keduanya sudah saling memahami karakter permainan masing-masing di level klub.Hanya yang menjadi pekerjaan rumah performa Pahabol di Torabika Soccer Championship 2016 presented by IM3 Ooredoo tak bisa dibilang bagus. Ia tampil di 26 laga dengan hanya mengemas lima gol.

Jika diduetkan dengan Boaz, ia hanya akan berfungsi sebagai pelayan. Striker kelahiran 16 Januari 1992 punya kelebihan dari skill individu. Ia tipikal pemain yang berani memegang bola.

Gocekannya yahud, jadi momok bagi pemain lawan. Selain itu pemain yang mentas di Timnas Indonesia U-23 SEA Games 2013 punya tendangan jarak jauh yang oke. Ia kerap menciptakan gol lewat skema bola mati.

Tapi pemain yang satu ini punya kelemahan dari sisi stamina. Ia dinilai tidak bisa pernah bermain konstan selama 90 menit. Dengan postur yang amat pendek 157 cm, ia diprediksi akan kesulitan mengatasi pengawalan bek-bek jangkung Thailand, Filipina, dan Singapura.

Memberdayakan Lerby Eliandry sebagai Duet Boaz Solossa

Lerby Eliandry selama ini selalu diposisikan sebagai serep Irfan Bachdim. Tipikal permainan keduanya hampir mirip. Ia jadi penyeimbang striker cepat yang menjadi rekan duetnya.

Namun, memaksakan Lerby bermain sebagai penyerang inti berisiko. Bomber kelahiran 21 November 1991 masih terlihat kesulitan unjuk produktivitas. Di empat duel uji coba, pelatih lebih sering menurunkan Lerby sebagai pemain pengganti. Saat berlaga di lapangan, Lerby terhitung minim memberikan ancaman bagi pertahanan lawan-lawan yang dihadapi Timnas Indonesia.

Walau tidak fair juga memvonis pemain Pusamania Borneo FC mandul gol, karena menit bermainnya tidak banyak. Namun tak ada salahnya mencoba kemampuan sang pemain agar daya serang Timnas Indonesia lebih bervariasi dan tidak mudah dibaca lawan.

Tim Merah-Putih yang di empat duel uji coba mengusung patron 4-4-2 tak ada salahnya mencoba skema 4-5-1, dengan menempatkan penyerang tunggal.

Posisi yang biasanya diisi Irfan Bachdim bisa digantikan oleh seorang gelandang serang. Ia bisa berperan sebagai penyerang bunglon (false nine).

Perubahan pola bermain bisa jadi solusi mengatasi persoalan kekikukan Evan Dimas dan Stefano Lilipaly. Kedua gelandang serang terlihat tidak cocok tampil bareng saat uji coba terakhir melawan Vietnam yang berkesudahan 2-3 buat kubu lawan.

Di sisi lain, Alfred Riedl bisa mengisi kekosongan yang ditinggalkan Irfan Bachdim dengan seorang gelandang bertahan.

Penambahan jumlah gelandang jangkar bisa memberi efek positif dalam memperkuat lini pertahanan, yang di sejumlah duel persahabatan jelang Piala AFF 2016 terlihat masih keropos.

Boaz Solossa Jadi Penyerang Pelayan

Posisi Irfan Bachdim di sektor depan Timnas Indonesia, tidaklah murni sebagai penyerang. Dalam skema 4-4-2 yang diusung Alfred Riedl, pemain blasteran Indonesia-Belanda tersebut dalam situasi tertentu diposisikan sebagai gelandang serang.

Pelatih asal Austria tersebut ingin sektor tengah padat pemain, terutama saat kubu lawan dalam posisi menekan. Irfan sendiri tidak kesulitan memainkan posisi tersebut, karena sejatinya ia memulai karier di Utrecht FC dengan bermain sebagai gelandang serang dan sayap.

Ketika Irfan absen, dibutuhkan pemain pengganti. Figur Boaz Solossa amat mungkin berganti peran untuk menutupi lubang di posisi transisi sektor tengah ke depan.

Boaz yang selama ini bermain sebagai finisher harus rela menjadi penyerang pelayan. Kemampuan pemain asal Papua tersebut memegang bola membuatnya diyakini tidak akan kesulitan berotasi posisi.

Akan tetapi tentunya ada konsekuensi dari perubahan ini. Boaz bisa jadi tidak seproduktif kala ia diposisikan sebagai finisher. Di sisi lain, otomatis pemain yang mengisi posisinya harus siap memikul beban sebagai ujung tombak produktivitas Tim Merah-Putih.

Mengubah Sistem Bermain 4-4-2 Menjadi 4-3-3

Di empat laga uji coba menjelang Piala AFF 2015, Alfred Riedl mengusung skema permainan dasar konvensional 4-4-2. Strategi ini cukup berjalan baik karena Timnas Indonesia punya duet maut, Boaz Solossa dan Irfan Bachdim.

Kini, setelah Irfan absen, pilihan mengubah sistem permainan terasa realistis. Melihat begitu banyaknya stok pemain sayap, Tim Merah-Putih bisa dengan mudahnya beradaptasi dengan perubahan formasi. Dengan skema 4-3-3 Tim Garuda hanya butuh seorang penyerang murni.

Ia akan diapit sayap-sayap ganas, yang akan sering melakukan tusukan dari kedua sisi melebar lapangan. Di Timnas Indonesia sendiri memiliki Andik Vermansah, Bayu Gatra, Rizky Pora, dan Zulham Zamrun yang bisa dimaksimalkan sebagai penyerang sayap bagian dari trisula lini depan.

Agen bola terpercaya Jangan lupakan sosok Boaz Solossa dan Ferdinand Sinaga, penyerang tengah yang bisa bermain apik di sektor sayap. Pilihan agen bola terpercaya menggunakan skema 4-3-3 bakal berjalan maksimal jika tiga penyerang bisa berotasi posisi untuk memecah konsentrasi pertahanan lawan. Sistem agen bola terpercaya ini berjalan apik di tim Spanyol, Belanda, atau Barcelona.

Sorry,Page Not Found.